Sabtu, 22 Februari 2020

PELATIHAN MANAJEMEN BARAK

Kegiatan ini merupakan Program Kerja SATKER PB PALMA :
Latar Belakang :

Gereja menjadi bagian yang penting dalam penanganan bencana di Indonesia. Begitu banyak gereja yang dijadikan tempat pengungsian dalam situasi darurat sehingga gereja berusaha semampunya untuk mendukung semua kebutuhan sebelum para pihak datang membantu.

Pengalaman penanganan bencana yang sudah dilakukan selama ini mendorong gereja-gereja untuk menjadi bagian dari tanggap bencana yang terjadi di Indonesia, menjadi relawan kemanusiaan. Relawan adalah bentuk pelayanan bagi sesama dengan membantu mereka yang membutuhkan dalam situasi bencana. Namun dengan kerelaan dan kasih yang tinggi tidak cukup untuk melakukan aksi kemanusiaan  dalam situasi darurat. Pengalaman, pemahaman dan keterampilan seharusnya juga menjadi salahsatu indikator untuk memutuskan menjadi seorang relawan kemanusiaan baik diinternal gereja maupun dilevel nasional.

Penanganan bencana bukanlah urusan beberapa orang atau beberapa pihak.  Penanganan bencana merupakan urusan semua orang sehingga dalam prosesnya akan bertemu dan berkoodinasi dengan banyak pihak dengan fokus layanan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, relawan perlu memiliki kapasitas yang cukup untuk bisa berkontribusi lebih dalam, baik pada sisi keterampilan untuk  evakuasi tetapi juga pada koordinasi dan jaringan. Pada tanggal 29 Mei 2018,GKJ Klayut telah melakukan Pelatihan untuk relawan Gereja. Pelatihan tersebut telah menghasilkan beberapa kesepakatan dan  dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan relawan gereja dalam melakukan aksi-aksi kemanusiaan.

GKJ Klayut akan mengadakan tindak lanjut dari Pelatihan Relawan yang telah dilakukan dengan mengadakan simulasi manajemen Barak dan membentuk Prosedure tetap dalam penanganan Bencana. Hal ini dapat menjadi pembelajaran bagi gereja – gereja sehingga nanti setiap gereja diharapkan dapat melakukan simulasi secara mandiri.

 Tujuan :
1.      Meningkatkan pemahaman relawan gereja tentang tanggap bencana
2.      Mempersiapkan tim – tim yang akan melakukan tanggap darurat
3.      Membuat SOP serta Prosedure Tetap dalam melakukan Tanggap Darurat


Hasil :
  1. Relawan gereja terinformasi mengenai Struktur Koordinasi TIM SIAGA
  2. Relawan Gereja mampu membuat SOP dan Prosedure Tetap Tiap Bidang
  3. Relawan gereja mampu melakukan simulasi Tanggap bencana
  4. Relawan gereja mampu membuat TIM secara mandiri





Tidak ada komentar:

Posting Komentar