Senin, 24 Februari 2020

PELATIHAN DAN FESTIVAL FILM PENDEK REMAJA

Kegiatan ini merupakan Program Kegiatan Bidang PWG Tahun 2019 yang lalu (tepatnya pada 13 Juli 2019 bertempat di Aula SMK BOPKRI I Yogyakarta).
Acara pelatihan dan festival film pendek merupakan acara yang pertama kali diselenggarakan oleh komisi pemuda dan remaja Klasis Yogyakarta Utara. Alasan utama diadakan acara ini adalah untuk meningkatkan skill pemuda dan remaja di bidang pembuatan film pendek. Sesuai dengan namanya, rangkaian acara dari Pelatihan dan Festival Film Pendek terdiri dari 2 bagian, yakni pelatihan pembuatan film pendek dan festival film pendek. Timeline acara ini dimulai dari pengumpulan film pendek dari masing-masing gereja yang akan dinilai dan dievaluasi serta ditayangkan pada hari puncak. Untuk hari puncak sendiri terdiri dari pelatihan pembuatan film pendek dan dilanjutkan dengan festival pemutaran film hasil karya masing-masing gereja. 

Beberapa saat belakangan, sering sekali diadakan kampanye online, maupun pemberitaan info melalui video berdurasi singkat lewat sosial media. Isi dari konten tersebut sangatlah bervariasi dan sangat cepat untuk menyebar. Kampanye maupun informasi dari video tersebut bisa menjadi sangat berpengaruh baik. Sebaliknya, konten tersebut bisa menjadi boomerang dan berpengaruh negatif bila tidak terfilter dengan baik. Hoax, ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya adalah sumber-sumber pertikaian dan permusuhan yang harus dicegah dan ditanggulangi.  

Dari permasalahan tersebut, tema besar yang diambil dalam pelaksanaan pelatihan dan festival film pendek  ini adalah "Peace maker”. Apa maksud dari kata peace maker?Arti dari peace maker adalah pembuat damai. Berdasarkan data statistik, pengguna terbesar social media adalah anak muda. Sebagai generasi pembawa perubahan,hHarapan dari pelatihan dan festival film pendek ini adalah pemuda remaja dapat berkontribusi menjadi pencipta kedamaian. Selain itu, output lain yang diharapkan dari acara ini adalah terciptanya konten berkualitas dan membangun sebagai hasil dari kekreativitasan remaja pemuda di Klasis Yogyakarta Utara.

 

Sabtu, 22 Februari 2020

PELATIHAN MANAJEMEN BARAK

Kegiatan ini merupakan Program Kerja SATKER PB PALMA :
Latar Belakang :

Gereja menjadi bagian yang penting dalam penanganan bencana di Indonesia. Begitu banyak gereja yang dijadikan tempat pengungsian dalam situasi darurat sehingga gereja berusaha semampunya untuk mendukung semua kebutuhan sebelum para pihak datang membantu.

Pengalaman penanganan bencana yang sudah dilakukan selama ini mendorong gereja-gereja untuk menjadi bagian dari tanggap bencana yang terjadi di Indonesia, menjadi relawan kemanusiaan. Relawan adalah bentuk pelayanan bagi sesama dengan membantu mereka yang membutuhkan dalam situasi bencana. Namun dengan kerelaan dan kasih yang tinggi tidak cukup untuk melakukan aksi kemanusiaan  dalam situasi darurat. Pengalaman, pemahaman dan keterampilan seharusnya juga menjadi salahsatu indikator untuk memutuskan menjadi seorang relawan kemanusiaan baik diinternal gereja maupun dilevel nasional.

Penanganan bencana bukanlah urusan beberapa orang atau beberapa pihak.  Penanganan bencana merupakan urusan semua orang sehingga dalam prosesnya akan bertemu dan berkoodinasi dengan banyak pihak dengan fokus layanan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, relawan perlu memiliki kapasitas yang cukup untuk bisa berkontribusi lebih dalam, baik pada sisi keterampilan untuk  evakuasi tetapi juga pada koordinasi dan jaringan. Pada tanggal 29 Mei 2018,GKJ Klayut telah melakukan Pelatihan untuk relawan Gereja. Pelatihan tersebut telah menghasilkan beberapa kesepakatan dan  dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan relawan gereja dalam melakukan aksi-aksi kemanusiaan.

GKJ Klayut akan mengadakan tindak lanjut dari Pelatihan Relawan yang telah dilakukan dengan mengadakan simulasi manajemen Barak dan membentuk Prosedure tetap dalam penanganan Bencana. Hal ini dapat menjadi pembelajaran bagi gereja – gereja sehingga nanti setiap gereja diharapkan dapat melakukan simulasi secara mandiri.

 Tujuan :
1.      Meningkatkan pemahaman relawan gereja tentang tanggap bencana
2.      Mempersiapkan tim – tim yang akan melakukan tanggap darurat
3.      Membuat SOP serta Prosedure Tetap dalam melakukan Tanggap Darurat


Hasil :
  1. Relawan gereja terinformasi mengenai Struktur Koordinasi TIM SIAGA
  2. Relawan Gereja mampu membuat SOP dan Prosedure Tetap Tiap Bidang
  3. Relawan gereja mampu melakukan simulasi Tanggap bencana
  4. Relawan gereja mampu membuat TIM secara mandiri